BOGOR, Kobra Post.
Baraya Kujang Pajajaran (BKP) menjadi salah satu peserta Helaran Seni
Budaya Nusantara sebagai acara puncak Hari Jadi Bogor (HJB) ke-537 yang digelar
dari Plaza Balai Kota hingga jalan Jenderal Sudirman, Kecamatan Bogor Tengah,
Kota Bogor, Minggu (30/06/2019) pagi.
Sesepuh Baraya Kujang Pajajaran, Wahyu Affandi Suradinata atau akrab
disapa Ki Wahyu mengatakan, ada 108 peserta mengikuti helaran yang
menampilkan replika kujang ukuran 80 cm dengan 7 jenis kujang yaitu, Ciung, Kuntul,
Jago, Bangkong, Naga, Badak, dan Wayang. Selain itu, ada beberapa kujang
pangarak yang terdiri dari 2 kujang pangarak jenis naga dan 2 kujang pengarak
jenis jago.
“Kami juga mendirikan stand untuk mensosialisasikan kepada masyarakat
jenis-jenis kujang yang sudah dipatenkan menjadi folklor (kebudayaan yang
diwariskan turun temurun) Pemerintah Provinsi Jawa Barat,” ujar Ki Wahyu.
Baraya Kujang Pajajaran, kata Ki Wahyu, merupakan
binaannya yang berkegiatan menempa kujang. Dari hasil karya tersebut ada yang dikomersilkan, ada juga hanya untuk pembinaan atau
pelatihan.
“Saat ini kujang pusaka dimiliki 877 orang yang ada di Jawa
Barat bersertifikat resmi dari guru teupa, yaitu saya sendiri,” tuturnya.
Saat disinggung mengenai Helaran Seni Budaya Nusantara, dia menilai pelaksanaannya
sudah bagus karena berbagai seni budaya ditampilkan sebagai ciri khas bangsa
Indonesia dan simbol persatuan.
Dia juga berharap kedepan Kota Bogor boleh maju dan modern
tetapi kearifan lokal jangan sampai ditinggalkan, tetap dijaga dan dilestarikan. Serta diperkenalkan
kepada masyarakat, terutama generasi muda.
“Jadi bukan hanya kujang
saja yang harus dilestarikan, tetapi semua kearifan lokal dan nilai- nilai sejarah. Karena Bogor ini Ibu Kota
sunda abad ke 7 (tahun 696) yang juga merupakan Ibu Kota kerajaan
Pajajaran tahun 1482,” katanya.


Posting Komentar
Posting Komentar